* Heboh
intervensi pemilik Vivanews – redaktur-redaktur senior mundur gara-gara iklan
Jokowi!
![]() |
Incumbent Presiden SBY dan Calon Presiden Jokowi |
Ini
tentu kabar gembira bagi para pekerja seluruh Indonesia, yakni berdirinya RS
Umum Pekerja. RS Umum Pekerja ini didirikan hanya dalam tempo satu tahun. Salut
tentu untuk semua yang merealisasikan RS Umum Pekerja ini, termasuk Dirut
Kawasan Berikat Nusantara (PT KBN), BPJS, Menteri BUMN Dahlan Iskan dan
Gubernur DKI Jakarta Jokowi Widodo. Ini membuktikan bahwa bila pejabat-pejabat
pemerintahan melakukan koordinasi dengan baik sesuai dengan tugas dan tanggung
jawab masing-masing, walaupun berasal dari partai berbeda-beda, dengan
mengatasnamakan kepentingan rakyat, kepentingan umum, kepentingan pekerja,
semua dapat terlaksana dengan baik.
Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pun tak sungkan-sungkan memuji Gubernur DKI
Jakarta Joko Widodo (Jokowi) sambil menepuk bahu Jokowi. "Bagus ini, rapi. Mantap Pak Jokowi, saya
suka," kata Presiden Yudhoyono sambil menepuk bahu Jokowi di sela-sela
peninjauannya di Ruang Unit Gawat Darurat RS Pekerja, Selasa (8/4/2014).
RS Umum pekerja ini digulirkan dalam Rapim Kementerian BUMN, pada 5
Februari 2013. Selang beberapa hari kemudian langsung dimulai pengerjaannya,
yakni pada 22 Februari 2013. RS Umum Pekerja dibangun di atas lahan milik PT
KBN yang berbatasan dengan permukiman penduduk di Tipar Cakung, Jakarta Utara. Fasilitasnya
lumayan lengkap, ada radiologi, UGD,
kamar operasi, rawat inap, laboratorium, poliklinik, medical check up,
fisioterapi dan kamar jenazah, sama seperti rumah-sakit lainnya.
Berita tersebut merupakan salah satu berita yang menarik hari ini,
disamping berita heboh lainnya, yakni mundurnya petinggi-petinggi atau redaktur
senior Vivanews.com, media online
milik Bakrie group, setelah Dirut media itu Ardie Bakrie meminta cabut iklan
Jokowi yang dipasang. Praktek-praktek intervensi ‘vulgar’ seperti ini merusak
industri media di tanah air. Konglomerat memang tidak dilarang untuk memiliki
media, tetapi melakukan intervensi sedemikian vulgar ke redaksi, sama saja
melakukan tindakan bunuh diri terhadap medianya sendiri. Tetap harus ada
pemisahan antara kebijakan redaksional media dan kepentingan politik pemilik
media.
Seperti kita tahu, Ardi Bakrie, adalah putra Aburizal Bakrie (ARB)
yang akan maju sebagai Calon Presiden dari Partai Golkar, dengan catatan,
Partai Golkar dapat memenangi threshold pada pemilu legislatif untuk dapat
mencalonkan Capres sendiri. Surat Dirut Viva.co.id itu beredar luas di
media-media online hari ini. Anggota redaksi viva.co.id juga membenarkan
kemarahan Ardi tersbut melalui email.
Berikut isi surat Berikut isi surat elektronik tersebut:
"Para Direksi, khususnya Pemred,
Saya yakin banget di tmpat kita telah disusupi orang yang hatinya
tidak satu arah dengan perusahaan yang pernah saya sampaikan.
Kalau keyakinan saya salah mengenai penyusupan, tandanya pada
bodoh saja semua yang kerja disitu kalau tidak melihat kesalahan ini.
Baru saja saya lihat, mungkin selama satu jam, di tempat paling
sakral kita, yaitu di bagian foto yang selalu berganti-ganti, ada gambar Jokowi
coblos no. 4.
Persis sekali seperti iklannya yang ditaruh di sebelah kanan yang
memang bagian advertising. Ide siapa sih ?? Bodoh sekali!!! Pura-pura ngga
ngerti, sengaja, apa emang dibayar sm partai lain untuk melakukan itu di tempat
yang paling sakral itu??
Kalau mengenai iklan PDIP yang ada di sebelah kanan itu, saya bisa
sedikit mengerti karena maksudnya berjualan di tmpat jualan, bukan di bagian
redaksional. Walaupun saya juga tidak suka dan tolong utk
diganti sekarang. Materi akan saya attachkan pada email ini dan berikutnya
untuk dipasangkan berganti gantian disitu. Thx.
Apabila ada yang tidak suka akan kebijakan saya ini, silahkan
ajukan surat resignation sebelum ayam berkokok besok pagi. Lebih cepat lebih
bagus. Saya benci orang2 munafik atau pun orang bodoh yang tidak loyal.
PS:
Saya emailkan dgn gmail krna bisa di attach file lebih besar,
bukan karena saya takut. Kalau hubungannya mengenai orang
tua yang di dzolimi, ngga ada takutnya saya. semua halal!!!
Rgds,
AAB
2 Attachments"
Memilih Sesuai Hati Nurani!
Salah satu Calon Presiden yang berpeluang besar memenangkan Pemilihan
Presiden 9 Juli nanti adalah Joko Widodo (Jokowi). Ditengah derasnya hujatan,
tampaknya tidak berpengaruh pada peluang Jokowi untuk menjadi Presiden RI ke 7.
Berbeda dengan bakal calon-calon Presiden dari partai lain yang memiliki
track-record negatif, PS dengan kasus HAM yang menjadi sasaran empuk
lawan-lawan politik, sementara ARB dari Golkar memiliki catatan hitam dengan
Lumpur Sidoarjo (Lusi). Partai-partai lain seperti PKS tampaknya sulit untuk
meraih suara sebanyak yang didapat tahun 2009, menyusul kasus korupsi impor
sapi yang melibatkan mantan presiden PKS Luthfie Hasan.
Tanggal 9 April besok, Indonesia akan menentukan nasib bangsa ini kedepan.
Menurut data KPU, 185 juta pemilih akan menentukan 560 anggota DPR, 136 anggota
DPD dan 2,137 anggota DPRD provinsi dan 17,560 anggota DPRD kabupaten/kota.
Setelah tiga minggu masa kampanye, kini terpulang ke hati nurani masing-masing
warga bangsa untuk menentukan pilihannya.
Kita berharap Pemilu tahun ini (Pileg
maupun Pilpres) dapat menghasilkan Presiden dipercaya rakyat. Keunggulan Jokowi
sebenarnya pada karakter yang kuat, jujur, bersih dan sederhana karena itu
dicintai oleh rakyatnya. Ia tipe pemimpin yang mau melayani rakyatnya.
Kelemahannya Jokowi adalah kapasitasnya karena pengalaman politik yang masih
baru – Walikota Solo dan Gubernur DKI Jakarta. Namun di kedua posisi itu, dia
telah buktikan kemampuannya.
Namun, kelemahannya itu akan ditutupi dan
dilengkapi oleh Wakil Presiden yang punya kemampuan teknis serta
menteri-menteri yang capable.
Menteri-menteri mungkin tak perlu banyak, cukup 15-20, tapi efektif dan dapat
dikendalikan dan punya visi yang sama dengan pemerintah. Dan itu didukung oleh
Parlemen (DPR) yang bekerja efektif, baik sebagai mitra maupun sebagai
pengontrol kebijakan pemerintah. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar