Usai menentukan jajaran kabinet, kini Presiden Joko Widodo
(Jokowi) kini dinantikan untuk segera memilih Jaksa Agung yang berikutnya.
Lagi-lagi sepertinya Jokowi akan memerlukan waktu yang cukup lama untuk
menentukan siapa yang akan mengisi posisi tersebut.
Pengamat Kepolisian dari Universitas Indonesia, Bambang
Widodo Umar mengungkapkan bahwa Presiden Jokowi akan menghadapi persoalan
dilematis dalam memilih calon Jaksa Agung.
Pemilihan jaksa agung dari orang dalam atau dari orang luar
sepertinya akan cukup menimbulkan dilema, karena lembaga kejaksaan agung
memiliki kultur kerja technical knowledge dalam memproses hukum yang orang luar
tidak mudah memahami.
"Maka, jika memilih jaksa agung dari orang luar, seperti pak Taufiqurrahman Ruki, bisa jadi
yang bersangkutan akan terasing dengan lingkungannya. Seperti dulu pak
Abdulrachman Saleh, tidak mudah melakukan pembenahan organisasi. Sementara
kalau diisi orang dalam, juga tidak mudah untuk membenahi organisasi. Karena
kebiasaan kerja yang spesifik itu sudah sangat kuat dan dia akan menghadapi
rekannya sendiri," tutur Bambang.
Oleh karena itu, jalan tengah yang bisa dilakukan adalah,
bisa saja Presiden Jokowi memilih orang dalam yang sekarang ada di luar namun dengan
catatan; memiliki integritas moral baik, berani, tidak punya catatan korupsi,
profesional. Selain itu juga tidak mudah terpengaruh oleh intervensi politik
juga akan dengan sungguh-sungguh melakukan reformasi di kejaksaan agung.
Sedangkan aktivis antikorupsi Tri Agus Siswanto Siswowiharjo
mengatakan bahwa lembaga penegakan yang
hukum terdiri dari Kepolisian, KPK, dan Kejaksaan bisa menjadi lembaga dream
team dengan syarat Jaksa Agung yang terpilih nanti memiliki latar belakang
sebagai pimpinan KPK.
![]() |
Lawan Korupsi |
Alasannya, Jaksa Agung akan mampu membangun kerjasama yang
sinergis dengan KPK dan Polri sebagai lembaga penegak hukum. Bahkan, apabila
ketiga lembaga ini bersepakat memerangi korupsi bisa menjadi “Dream Team”.
"Apalagi bila bisa bersinergi dengan KPK dan
Kepolisian. Saat ini KPK dipimpin Abraham
Samad. Jika Taufik Ruki memimpin Kejaksaan Agung dan bisa bekerja sama
dengan KPK dan Polri maka akan menjadi “Dream Team” dalam pemberantasan
korupsi," ujarnya.
Jaksa Agung juga harus memiliki track record yang bersih
dari kasus-kasus tindak pidana korupsi dan berani pasang badan apabila
berhadapan dengan kasus-kasus yang melibatkan pejabat tinggi negara.
"Saya kira jika Jaksa Agung memenuhi kedua syarat ini
sudah sangat bagus,” ujar mantan aktivis pada era ‘80-an ini.
Selain Taufik Ruki, saat ini calon jaksa agung dari luar
kejaksaan yang beredar di masyarakat adalah, Mas Achmad Santosa (mantan Deputi
Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan), Muhammad
Yusuf (Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan), Hamid Awaluddin
(mantan Menteri Hukum dan HAM).
Sedangkan dari dalam adalah, Widyo Pramono (Jaksa Agung Muda
Pidana Khusus), dan Andhi Nirwanto (Wakil Jaksa Agung). M. Prasetyo, mantan Jaksa
Agung Muda Pidana Umum yang kini anggota DPR dari Partai NasDem.
Alangkah bagusnya apabila dream team ini benar-benar
terwujud! Yang belum korupsi pasti akan mikir ratusan kali sebelum korupsi, dan
yang sudah korupsi pasti tidurnya tidak bisa tenang!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar