![]() |
e-Budgeting |
Selangkah makin maju lagi demi meningkatnya transparansi
publik. Pemerintah DKI Jakarta diminta untuk membuka ke publik perihal Rencana
Keuangan Elektronik (e-budgeting) setelah munculnya temuan dana tak wajar dalam
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2015.
Peneliti dari Indonesia Budget Centre (IBC) Roy Salam menyayangkan
rencana Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok untuk menerapkan
e-budgeting masih terbatas manfaatnya untuk kepentingan pemerintah saja.
"Kami menyarankan soal e-budgeting jangan hanya jadi
konsumsi Ahok tapi dibuka juga untuk publik," ujarnya.
Roy menjelaskan bahwa e-budgeting saat ini menjadi informasi
internal Ahok dalam rangka melihat detail usulan kegiatan. Mekanisme
e-budgeting bisa mencegah penggelembungan dana inefisiensi biaya serta mencegah
usulan proyek yang sebelumnya tidak ada.
"Rencananya bagus hanya persoalannya masyarakat gak
tahu apakah benar-benar e budgeting atau tidak?" tantang dia.
Pemerintah DKI Jakarta rencananya akan mengesahkan RAPBD
2015 paling lambat akhir Januari. Untuk tahun anggaran 2015, Pemprov DKI
Jakarta mengajukan dana sebesar Rp 73,08 triliun. Angka ini meningkat 0,24
persen dari APBD Perubahan tahun 2014 yang sebesar Rp 72,9 triliun. Jumlah
kenaikannya mencapai Rp 8,8 triliun.
Mengenai kenaikan tersebut, Roy berujar bahwa selisih dana
tersebut merupakan penyimpangan karena tidak ditemukan dalam kesepakatan awal
pembahasan rencana keuangan pemerintah.
"Disebut siluman karena tidak ada dalam usulan awal dan
kesepakatan, seperti lompat pagar," tandasnya.
Ketika dana menjadi tak konsisten dengan adanya
program-program baru yang tak sesuai dengan kesepakatan awal dengan anggota
DPRD, saat itulah terjadi penyimpangan fungsi anggaran.
Penyimpangan lebih mudah terjadi ketika pembahasan rancangan
keuangan hanya dilakukan tertutup oleh DPRD. Tentunya publik tidak akan tahu
menahu perubahan apa saja yang terjadi pada rancangan keuangan sebelum diajukan
ke DPRD.
Penyimpangan anggaran juga mengakibatkan dana yang diajukan
tidak berkontribusi terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat.
"Kalau kita lihat kasus ini seperti bancakan. Dengan
kekuasaannya anggota dewan cari proyek di APBD untuk tujuan perbesar
pundi," ujarnya.
Ahok sebagai orang yang terkenal bersih nomor satu harus
membuktikan bahwa dirinya memang bersih. Tentunya apabila kebijakan ini benar
diterapkan akan memberikan contoh yang sangat baik bagi lembaga pemerintahan
yang lainnya. Korupsi pun jadi akan mudah dideteksi, dan bahkan para pejabat
publik tidak akan berani sembarangan korupsi lagi karena semua bisa diakses
oleh publik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar