![]() |
Budi Gunawan |
Di
tengah hebohnya surat penunjukan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) perihal
Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) yang baru, Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK) menetapkan Komisaris Jenderal (Komjen) Polisi Budi Gunawan sang
kandidat tunggal terpilih sebagai tersangka kasus rekening gendut.
KPK
menyatakan bahwa ada dua alat bukti yang ditemukan oleh mereka.
"Komjen
BG tersangka kasus Tipikor saat menduduki kepala biro kepala pembinaan
karir," ujar Ketua KPK Abraham Samad.
Samad
memberikan pernyataan bahwa ada transaksi tidak wajar yang didapati oleh
penyidik KPK. Adapun penyelidikan ini telah dilakukan KPK sejak Juli 2014.
Hingga kini diturunkan belum ada konfirmasi dari Polri maupun Budi Gunawan.
Kasus
ini lebih dikenal oleh masyarakat sebagai rekening gendut.
KPK menyatakan
bahwa mereka telah memberi peringatan kepada Jokowi bahwa Budi Gunawan memiliki
catatan merah.
Hal
tersebut disampaikan saat Jokowi menyerahkan sejumlah nama calon menteri untuk
ditelusuri rekam jejaknya.
"Sejak
jauh sebelumnya kita sudah memberi tahu saat pengajuan menteri di KPK, bahwa
tersangka (Budi Gunawan) sudah mempunyai catatan merah jadi tidak elok kalau
diteruskan (jadi calon Kapolri)," ujar Abraham.
Budi
Gunawan disangkakan telah melanggar Pasal 12 huruf a atau b, Pasal 5 ayat 2,
Pasal 11 atau 12 B Undang-undang Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 55 ayat 1
ke-1KUHPidana.
Seperti
yang sudah kita ketahui bahwa Presiden Jokowi melibatkan KPK dan PPATK saat
menyusun Kabinet Kerja. Saat itu, sebagian calon menteri diberi "stabilo
merah" oleh KPK berdasarkan penelusuran rekam jejak calon.
Jokowi
kemudian menyerahkan daftar baru untuk kembali ditelusuri rekam jejaknya.
Namun, nama-nama calon yang berpotensi terlibat tindak pidana tidak diungkapkan
kepada publik.
Lalu,
Jokowi memilih tidak melibatkan KPK dan PPATK saat memilih calon Kapolri.
Kepada wartawan, ia tidak menjawab secara gamblang mengapa kedua institusi
tersebut tidak dilibatkan.
Kejadian
ini tentunya menjadi tamparan keras bagi Jokowi. Jokowi terbukti tidak punya
komitmen kuat untuk memberantas korupsi, masa mencalonkan kandidat yang
tahu-tahu jadi tersangka korupsi. Memalukan!
Namun
sebenarnya ada yang menduga bahwa ini adalah manuver pintar dari Jokowi untuk
menghindari orang titipan Megawati tersebut. Apakah benar ini adalah permainan
politik pintar Jokowi, ataukah bahwa Jokowi memang tidak berkomitmen untuk
memberantas korupsi?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar