![]() |
Rachmat Gobel |
Lagi-lagi dunia maya dibikin heboh oleh karena pernyataan
seorang pejabat negara. Hari ini kita semua dikejutkan oleh pernyataan Menteri
Perdagangan Rachmat Gobel yang menyebut pakaian bekas impor berbahaya karena
bisa menularkan HIV (Human Imunodeficiency Virus). Pernyataan tersebut menuai
kecaman dari masyarakat Indonesia terutama AIDS Coalition (IAC).
IAC mengecam pernyataan Menteri Gobel bahwa menyesatkan dan
'berbau hoax' karena HIV hanya menular melalui kontak cairan tubuh. Salah paham
tentang cara penularan virus mematikan tersebut, dikhawatirkan akan menciptakan
stigma negatif terhadap upaya penanggulangan HIV.
IAC juga menyinggung peran Menteri Kesehatan serta Menteri
Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan sebagai Ketua Komisi
Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN). Dikatakan, masih ada pekerjaan rumah yang
besar dalam upaya menganggulangi HIV-AIDS.
Jangankan mengedukasi masyarakat umum, di lingkar kabinet
sendiri yang notabene berasal dari kalangan yang cukup punya pendidikan saja
masih terdapat miskonsepsi terkait HIV dan AIDS.
Para dokter mengatakan bahwa HIV menular antara lain lewat
pemakaian jarum suntik yang tidak steril, hubungan seks yang tidak aman, dan
melalui air susu ibu yang terinfeksi. Penularan melalui jalur-jalur tersebut
juga sudah bisa dicegah, misalnya dengan kondom pada hubungan seks tidak aman.
Sebelumnya, Gobel mengatakan bahwa menurut penelitian
laboratorium, penyakit yang ditularkan mulai dari penyakit kulit hingga HIV.
"(Penyakit) kulit, bisa kena HIV. Beneran, itu sudah ada hasil
laboratoriumnya.” Pernyataan inilah yang membuat heboh dunia maya dan menuai
banyak kecaman!
Oleh karena itu, Gobel akan keras dalam menindak pakaian
bekas impor yang masuk. Bila ada penangkapan penyelundupan pakaian bekas, Gobel
tak segan langsung membakarnya. Dia juga akan bekerja sama dengan pihak
Direktorat Jenderal Bea Cukai Kementerian Keuangan.
Yah sebenarnya sih boleh saja membuat kampanye untuk
memberangus baju bekas, namun tidak dengan cara membuat stigmatisasi terhadap
HIV/AIDS. Untungnya sih Gobel masih berbesar hati untuk meminta maaf ke publik,
tidak seperti pejabat negara lain yang umumnya masih keras kepala dan tidak mau
minta maaf setelah salah ngomong.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar