![]() |
Faisal Basri |
"Pertamina ditugaskan untuk menjual BBM dengan harga
subsidi," tandas Sudirman.
Selama tidak menambah kuota dan mengambil anggaran
pemerintah, hal tersebut tidak melanggar UU yang menetapkan kuota untuk tahun
ini sebesar 46 juta kiloliter. Sudirman meminta tambahan kuota kepada Pertamina
karena dipastikan kuota akan habis di akhir tahun.
"Pemerintah sudah menugaskan kepada Pertamina," tutur
Sudirman.
Sudirman mengaku kuota BBM bersubsidi akan habis satu minggu
sebelum tahun baru. Sudirman pun menilai Pertamina hanya akan menambah sedikit
kuota dengan dana talangan dari pemerintah. "Sedikit, seminggu paling,
jadi kecil sekali. Yang penting masyarakat tetap dapat harga barang
bersubsidi," ujar Sudirman.
Sudirman juga meminta agar tidak boleh ada intervensi baik
dari pihak internal maupun eksternal Pertamina. Sudirman pun yakin Pertamina
sanggup menambah kuota BBM bersubsidi.
"Sudah, jadi pertamina menyanggupi, pemegang saham
menyetujui tadi. Sudah. Itu saja, jangan dikorek-korek lagi. Ini sesuatu yang
sudah diputuskan," ujar Sudirman.
Sedangkan Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas Faisal Basri
setelah mendengar bahwa Pertamina beli Ron 92. Usai disuling, BBM dengan
kualitas yang baik dibuat turun menjadi Ron 88 untuk dijual di Indonesia
melalui impor.
"Itu kan ketololan seperti itu harus disingkirkan. Masa
barang bagus jadi barang jelek. Masa barang jelek jadi lebih mahal dari barang
bagus karena ada pengolahan," keluh Faisal.
Faisal juga bilang bahwa tidak ada negara yang menjual BBM
dengan Ron 88. Masalahnya hanya di Indonesia saja yang memakai jenis Ron 88
dimasukan ke dalam BBM bersubsidi jenis Premium.
"Di dunia nggak ada Ron 88 (Premium)," ucapnya.
Faisal Basri juga curiga dengan Pertamina yang menggunakan
MOPS (Mid Oil Platts), harga jual asumsi dari Singapura. Hal ini dikarenakan
harga MOPS setiap hari terus berubah.
"Makanya kita ingin buka transparan, bagi proses
pengadaan ada minyak diimpor," ujar Faisal Basri.
Sangat disayangkan sekali ya Pertamina ternyata beli minyak
kualitas buruk.Seharusnya produksi dalam negeri bisa lebih ditingkatkan lagi.
pelayanan pertamina kian hari, kian buruk!
BalasHapus