![]() |
KPK |
Sudah menjadi rahasia umum bahwa korupsi sudah menjadi
bagian dari budaya Indonesia. Perilaku koruptif tidak hanya dimiliki oleh
pejabat di Jakarta. Tak jarang pejabat-pejabat di daerah menjadi aktor tindak
pidana korupsi. Padahal Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjadi ujung tombak
dalam mencegah dan memberantas korupsi hanya berada di Jakarta.
Supaya pencegahan dan pemberantasan korupsi lebih intensif,
pada 2015 mendatang, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) berencana untuk
membentuk cabang baru di daerah lain. Rencananya yaitu KPK akan membentuk
cabang di salah satu provinsi di Pulau Sumatera.
"Di dalam agenda KPK, tahun depan kita akan coba untuk
memikirkan pembentukan cabang. Mungkin di Sumatera. Salah satu provinsi di
Sumatera," ujar Wakil Ketua KPK, Bambang Widjojanto.
Bambang berujar bahwa pembentukan cabang KPK di daerah itu
sudah sesuai dengan aturan yakni Undang-Undang KPK dan sumber dananya berasal
dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Dikatakan pula bahwa wacana pembentukan cabang di daerah ini
tindak lanjut dari koordinasi dan supervisi pencegahan korupsi di bidang Sumber
Daya Alam. Dengan membentuk cabang baru, Bambang berharap pengawasan di daerah
akan lebih mudah.
"Biar kontrolnya lebih dekat, efektivitas waktu,"
ujar Bambang.
Cabang baru ini rencananya lebih berfokus pada upaya
pencegahan. Salah satunya yaitu untuk mendorong peningkatan kualitas pelayanan
publik.
"Ini diputuskan memang perlu dibentuk cabang khusus
untuk mendorong peningkatan pengembangan kualitas pelayanan publik," katanya.
Diungkapkan bahwa cabang baru KPK yang akan dibentuk di
salah satu daerah di Sumatera ini menjadi pilot project. Apabila dianggap lebih
efektif dalam mencegah korupsi, tak menutup kemungkinan akan dibentuk cabang di
daerah lainnya.
Bahkan, dalam 10 tahun mendatang, Bambang menyatakan,
pihaknya menargetkan untuk membentuk lima cabang KPK di sejumlah daerah.
"Kita targetkan dalam 10 tahun ke depan mungkin ada
lima cabang. Jadi cabang setiap dua tahun. Tapi ini baru akan uji coba
dulu," ujarnya.
Bambang mengungkapkan bahwa dipilihnya Pulau Sumatera
sebagai pilot project karena di kawasan itu banyak persoalan yang berpotensi
menimbulkan korupsi. Selain itu pula, terdapat sejumlah pihak yang dapat diajak
kerjasama dalam membangun sistem pencegahan korupsi.
"Salah satu pilihan kita ya itu banyak teman-teman yang
bisa dijadikan partner untuk membangun itu, selain tadi ada cukup banyak
masalah," ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar