![]() |
PLN |
Sektor kelistrikan Indonesia memang sedang menjadi sorotan.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun mengakui bahwa PLN tidak akan sanggup untuk
menggarap seluruh megaproyek listrik 35 ribu megawatt (mw).
Selama ini proyek kelistrikan hanya melibatkan pihak PT PLN
(Persero) dan Independent Power Producer (IPP).
"Sekali lagi, kebutuhan listrik kita besar. Kalau
dikerjakan sendiri oleh PLN itu berpuluh tahun enggak akan kecapai," ujar
Jokowi.
Jokowi juga menuturkan bahwa dalam pembangunan megaproyek
listrik 35 ribu mw, dibutuhkan investasi sebesar Rp1.200 triliun. Dana
bombastis itu pun diakui pihak PLN tidak memilikinya.
"35 ribu mw butuh Rp1.200 triliun. Enggak mungkin kan
sendiri oleh PLN," tukas Jokowi.
Sehingga terang Jokowi, dengan pembagian tugas dalam pembangunan
pembangkit listrik 35 ribu mw ini, membantu menyelesaikan masalah defisit
listrik yang terjadi di berbagai wilayah Indonesia.
"Yang penting tidak ada defisit listrik di wilayah dan
provinsi dan masyarakat menikmati listrik. Syukur dengan harga kompetitif bisa
murah. Karena saya tekankan PLN harus efisiensi. Sehingga subsidi PLN juga
disampaikan, kita minus kan Rp30 triliun untuk tahun ini," pungkasnya.
Bagus juga sih ada kesadaran seperti itu. Kalau memang sudah
ada pemahaman seperti itu, memang sebaiknya PLN bekerjasama dengan perusahaan
swasta, entah itu perusahaan swasta domestik maupun asing. Sudah tidak penting
lah ada sentimen nasionalis, yang penting realitanya memang rakyat membutuhkan
itu. Apalagi Indonesia sedang di ambang krisis listrik seperti ini.
Semoga pemerintah bisa bijak dalam menentukan pilihan kerja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar