![]() |
swasembada pangan |
Dari kesekian banyak visi misi dan program calon presiden
Jokowi – Jusuf Kalla (JK), salah satu yang paling patut disimak adalah program
ketahanan pangannya. Mengapa penting? Karena pangan adalah kebutuhan primer
manusia. Indonesia memiliki lahan subur yang sangat luas yang mudah ditanami.
Istilah nenek moyang kita dari dulu, tanam apa saja di tanah Indonesia, pasti
tumbuh. Namun ironisnya Indonesia justru mengimpor berbagai macam bahan pangan.
Maka isu ini menjadi sangat penting.
"Di sektor pangan harus tingkatkan produktivitas,
sediakan bibit untuk petani, pupuk untuk petani dan perbaiki sungai. Karena
luas lahan sawah hanya 8 juta hektare mengharuskan Indonesia impor luar biasa
yang mencapai 2,7 juta ton beras pada tahun lalu. Padahal pada 2009 kita sempat
swasembada beras,” ujar JK mengenai program pasangan capres cawapres tersebut.
Jokowi juga menerangkan bahwa pasar adalah kunci peningkatan
pertanian yang otomatis akan mewujudkan ketahanan pangan. Menurutnya,
seringkali petani tidak tahu hasil panennya akan dijual ke mana. "Kita
harus lihat pasarnya dulu. Kalau pasarnya sudah jelas, baru berproduksi. Petani
harus dikawal, disiapkan pasarnya. Persoalan kita adalah, kita tidak menyiapkan
pasar untuk petani, juga persiapan pasar untuk ekspor. Pakar kita banyak, ahli
kita banyak, tanah kita subur. Kuncinya hanya di niat dan kemauan,” jelas
Jokowi.
Pada kesempatan yang lain, menurut Sutrisno Iwantono,
Presiden Kelompok Kerja sama Petani Asia (Asian Farmer's Group for Cooperation),
visi misi dan program yang diajukan oleh Jokowi-JK tersebut sangatlah riil dan
jelas. "Program ketahanan pangan pasangan Jokowi-JK lebih tepat sesuai
dengan kondisi riil yang dibutuhkan oleh petani. Produktivitas petani bisa
meningkat jika didukung oleh ketersediaan bibit, pupuk, dan sistem irigasi yang
tepat. Produktivitas pertanian padi di Indonesia hanya 5 ton per hektare,
padahal di negara lain mencapai 10 ton per hektare. Fokus utama yang harus
dilakukan adalah peningkatan produktivitas pertanian," jelas Sutrisno.
Swasembada pangan adalah salah satu isu yang paling penting
dan paling banyak digoreng oleh kedua capres. Dari kubu Prabowo, Prabowo sering
mengidentikkan swasembada beras dengan Orde Baru. Menurut Prabowo, swasembada beras
hanya pernah terjadi di masa Soeharto dan untuk itu kita perlu kembali ke jaman
Orde Baru. Tentu saja akan amat disayangkan apabila kita yang sudah demokratis
harus kembali terbelakang kembali ke jaman represitfitas Orde Baru.
Swasembada pangan yang diajukan Jokowi lebih komprehensif
dari sekadar swasembada beras pada jaman Soeharto. Seperti yang telah kita
ketahui juga bahwa swasembada beras jaman Soeharto terjadi karena revolusi
hijau dimana petani-petani diberikan benih-benih yang cepat tumbuhnya namun
untuk jangka panjangnya merusak tanah sehingga merugikan petani. Berbeda dengan
langkah-langkah riil yang dijanjikan Jokowi, dimana berbagai bahan pangan
dijanjikan terwujudnya swasembada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar