![]() |
Awang Faroek |
Seperti biasa, lagi-lagi pernyataan konyol keluar dari mulut
pejabat kita. Gubernur Kalimatan Timur (Kaltim) Awang Faroek Ishak menyatakan
pemerintah pusat jangan sampai menganggap Pemprov Kaltim bodoh mengenai Blok
Mahakam. Pihaknya menolak rencana perubahan pembagian saham blok ini hanya
pembagian dividen.
Pemprov merasa sudah dijanjikan mendapat (saham) minimal
10%, dan itu tidak bisa ditawar lagi.
Pernyataan tersebut dilontarkan setelah pemerintah pusat
melalui Menteri ESDM Sudirman Said bilang bahwa pemerintah daerah kemungkinan
tidak perlu mendapat saham di Blok Mahakam. Padahal pemerintah daerah, Pemprov
Kaltim dan Pemkab Kutai Kartanegara akan langsung mendapatkan dividen atau bagi
hasil keuntungan dalam bentuk tambahan bagi hasil dari pengelolaan Blok
Mahakam.
Alasan Sudirman sebenarnya cukup jelas, bahwa dengan tidak
memberikan saham partisipasi, pemda akan terhindar dari pihak-pihak yang ingin
memanfaatkannya. Nah merespon hal tersebut, Awang Faroek menyatakan agar
pemerintah pusat jangan menganggap bodoh pemerintah daerah.
"Apa kita dianggap bodoh apa. Apa dianggap pusat itu
lebih tahu. Kita ini lebih pengalaman. Misalnya pengelolaan blok itu kan di
Kaltim, kita terlibat di dalamnya. Kesulitan dan kemudahan yang dialami
pengelola itu kita tahu. Sekali lagi, jangan mengingkari hak kita yang sudah
diputuskan di Undang-Undang. Kalau menteri berkata begitu, kita akan
tolak," keluh Awang.
Penolakan tersebut akan dilakukan secara resmi. Pemprov
Kaltim bersama DPRD Kaltim akan melakukan penolakan, sesuai prosedur. Dia
menekankan soal pembagian saham 10% dalam bentuk Participating Interest (PI)
merupakan amanat UU, sehingga pembagian hak partisipasi daerah tidak bisa
dikurangi maupun diubah.
Nah jadi soal penentuan hak partisipasi daerah akan diserahkan
ke Pertamina sebagai pemegang saham mayoritas di Blok Mahakam nantinya, dengan
sombongnya pula Awang mememinta Menteri Sudirman untuk belajar lagi.
Tapi sebenarnya kalau kita analisa benar, Pemprov ini memang
tidak layak mendapatkan saham. Wong kalau dapat saja, akan diberikan ke
perusahaan swasta tidak jelas kok untuk mengelolanya! Ya mending diberikan ke
perusahaan yang sudah jelas, seperti Pertamina dan tentunya Total E&P
sebagai operator terdahulu.
Memang belum saatnya Pemprov mendapat kehormatan ini!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar