Seorang pekerja di blok migas (foto: Bisnis Indonesia) |
Kontrak
pengoperasian blok ini akan berakhir 2017. Belum diketahui dgn jelas apakah
pemerintah memperpanjang kontrak Total mengoperasikan blok tersebut atau tidak,
atau pemerintah akan membuat skema baru dengan melibatkan Pertamina. Kabarnya,
Total menawarkan opsi participating interest 35% masing-masing untuk Total dan
Inpex, sementara Pertamina 30%. lalu akan ada masa transisi 5 tahun. Nah, kita
belum tahu pemerintah akan memilih opsi yg mana.
Situasi
yang tidak menentu ini bisa menjadi membuat karyawan Blok Mahakam menjadi
was-was. Bagaimana nasib karyawan yang sdh bekerja 10 tahun lebih, tiba2
operator ganti baju, sistem kerja baru, budaya kerja baru, sistem kompensasi
bagi karyawan baru. Pokoknya semua baru.Para pekerja pasti menunggu dan was-was
dan galau. Bagi yg punya skill tinggi, mungkin tidak masalah akan
mendapatkan/mencari pekerjaan baru di dalam atau luar negeri. Apapun pilihan
karyawan, saat ini masih bersifat spekulasi. Semakin cepat pemerintah membuat
keputusan, semakin bagus.
Sebagian
pekerja di blok ini sudah berpengalaman dan mungkin mereka sdh merasa nyaman
dengan sistem, iklim dan budaya kerja yang telah diterapkan oleh operator yang
sekarang, Total E&P Indonesie.
Kegalauan
pekerja Blok Mahakam bisa terlihat dari tulisan seorang blogger, yang saat ini
bekerja di Blok Mahakam. (link: http://www.seputarblokmahakam.blogsp...njang-apa.html).
Di situ, Ikbal, seorang insinyur muda, yang memiliki keluarga kecil dan anak2
yg masih kecil, tak bisa menyembunyikan kegalauannya.
Nah,
saat ini belum ada kejelasan bagaimana nasib karyawan Blok Mahakam, bila
pemerintah tiba2 tdk memperpanjang kontrak Total EP Indonesie untuk
mengoperasikan Blok Mahakam. Bila pemerintah membuat skema baru, yg melibatkan
operator lama dan baru, barangkali tidak akan terjadi gejolak internal dan
karyawan mungkin tdk perlu risau.
Bagaimana nasib Blok Mahakam kedepan? blok Mahakamku sayang, Mahakamku malang...!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar