Kamis, 08 Mei 2014

PLTA Upper Cisokan Perlu Dipercepat Untuk Atasi Beban Puncak Jawa Bali

Proyek PLTA Cisokan, Bandung
"Waduh..., panasnya gila," demikian status BBM kolega saya, Iwan, sepulang rehat siang di bilangan Kuningan kemarin. Apa yang dirasakan Iwan juga dirasakan oleh belasan juta warga Jakarta dalam beberapa hari belakangan. Rupanya, panasnya cuaca berimbas pada penggunaan listrik warga Ibu kota dan sekitarnya serta kota-kota lain di Jawa. 

PLN mencatat beban puncak listrik Jawa Bali kembali mencapai rekor tertinggi sebesar 23.208 Megawatt (MW), yang terjadi pada Selasa, 6 Mei lalu, pukul 18.00 WIB. Rekor tersebut memecahkan rekor yang terjadi dua minggu sebelumnya yakni pada 24 April 2014, sebesar  22.974 (MW).
 
PLN mencatat beban puncak listrik Jawa Bali kali ini naik sebesar 2,84% dari beban puncak tertinggi tahun 2013 sebesar 22.567 MW yang terjadi pada tanggal 17 Oktober 2013  jam 18.30 WIB.
 
PLN tentu dibuat sibuk untuk memenuhi permintaan dan konsumsi listrik warga. PLN mengatakan perusahaan itu terus berupaya memenuhi kecukupan pasokan listrik untuk mengantisipasi pertembuhan beban di sisi pelanggan. Hal ini dilakukan dengan terus membangun pembangkit baru, jaringan transmisi dan gardu induk.
 
Tentu membangun pembangkit baru untuk menambah pasokan listrik di jaringan Jawa-Bali tentu bukan perkara mudah dan dapat dipenuhi dalam semalam, seminggu atau sebulan. DIbutuhkan waktu yang cukup lama untuk menambah pasokan listrik secara signifikan. Namun, rencana PLN untuk menambah pasokan listrik di Jawa Bali memang merupakan keharusan dan bila perlu dilakukan langkah darurat (emergency) untuk mempercepat proyek-proyek pembangkit listrik yang ada, agar tidak molor-molor lagi.
 
Salah satunya adalah proyek pembangkit listrik tenaga air atau PLTA Uppor Cisokan, yang diperkirakan akan dapat membantu memenuhi kebutuhan beban puncak listrik Jawa Bali. Proyek ini sebenarnya sudah cukup lama direncanakan, namun hingga saat ini masih mandek alias macet. PLN dalam pernyataannya kemarin mengatakan bahwa perusahaan akan segera merealisasikan pembangunan proyek PLTA Uppor Cisokan Pumped Storage ini, dengan kapasitas jumbo, yakni 4x260 MW.
 
PLTA Upper Cisokan Pumped Storage berkapasitas 4 X 260 MW terletak di Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Cianjur. Proyek ini dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan daya sistem kelistrikan Jawa Bali dalam rangka mengantisipasi peningkatan kebutuhan energi listrik saat beban puncak (pukul 17.00 – 22.00) pada sistem kelistrikan Jawa-Bali, demikian ujar PLN.
 
Lalu bagaimana cara kerja PLTA ini yang kabarnya cukup unik?

Menurut keterangan PLN, cara kerja dari PLTA Upper Pumped Storage Cisokan yaitu pada siang hari memompa air dari bawah ke keatas untuk ditampung kembali kemudian pada sore harinya (17:00 - 22;000) air tersebut diterjunkan kembali untuk membangkitkan listrik. Sistem seperti ini pertama di Indonesia dan terbesar di Asia Tenggara.
 
PLTA Upper Cisokan akan selesai dibangun pada tahun 2018 dengan memakan biaya sebesar 10 triliyun rupiah dan bila sudah beoperasi PLTA Upper Cisokan ini dapat menghemat atas subsitusi pemakaian Bahan Bakar Minyak (BBM) sebesar 10 triliyun per tahun.
 
PLTA Upper Cisokan diperkirakan akan menggunakan lahan di kab. Bandung Barat seluas 624,99 Ha, dan menggunakan lahan dikab. Cianjur seluas 216,36 Ha.
 
PLTA Upper Cisokan Pumped Storage (UCPS) memiliki dua buah reservoir dibagian bawah dan atas, dengan cara membendung sungai cisokan menggunakan Dam beton tipe RCC (Rolled Compacted Concrete/beton yang dipadatkan) setinggi +/- 98 m, dan Dam yang membendung sungai Cirumamis setinggi +/- 75 m dengan tipe RCC, maka akan terjadi dua genangan air di dua reservoir yang memiliki selisih ketinggian +/- 300 m.
 
Air dari reservoir bawah dipompa ke reservoir yang terletak di atas dengan memanfaatkan sisa energi thermal (base load) yang diambil dari sistem interkoneksi jawa bali saat beban rendah pada tengah malam atau pagi hari. Kemudian pada saat beban puncak (peak load) antara pukul 17.00 -22.00, air dialirkan melalui dua buah terowongan (headrace tunnel) dan pipa pesat(penstock) menuju power house yang terletak dibawah tanah dengan ketinggian jatuh rata-rata (rated net head) sekitar 276 m. Kapasitas efektif masing-masing reservoir sekitar 10  juta m3 yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik pada saat beban puncak selama 6,5 jam.
 
Melihat beban puncak yang terus meningkat beserta semakin besarnya permintaan suplai listrik masyarakat, baik perkantoran, perumahan dan pabrik, maka pemerintah, PLN dan pihak swasta perlu segera bergandengan tangan untuk mempercepak proyek PLTA di atas, serta proyek-proyek pembangkit listrik lainnya. Melihat tingkat urgensi, maka segala upaya perlu dilakukan agar proyek tersebut segera dikembangkan. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar