Beberapa anggota DPR cenderung menyetujui
skema kolaborasi antara pemain lama (Total E&P Indnesie dan Inpex) dan
perusahaan migas milik negara Pertamina. Kolaborasi ini tampaknya menjadi
opsi yang paling realistis agar kontribusi Blok Mahakam terhadap pendapatan
pemerintah tidak terganggu bahkan lebih besar dan risiko terganggunya proses
produksi dapat dihindari.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, Total
E&P Indonesie melaljui JM Guillermou,
senior VP Asia Pacific Total menawarkan opsi kolaborasi dan masa transisi
kepada pemerintah Indonesia. Total menawarkan periode transisi 5 tahun
setelah kontrak yang saat ini berakhir. Participating Interest (PI) Total dan
Inpex menurun dari masing-masing 50% menjadi 35%, sementara Pertamina akan
memiliki 30%.
Anggota DPR tampaknya mengakui pentingnya
masa transisi dalam pengelolaan blok migas tua tersebut sehingga andaikan
suatu saat blok tersebut berganti operator, katakanlah Pertamina disepakati
untuk menjadi operator setelah masa transisi, proses produksi blok tersebut
tidak terganggu. Masa transisi (2017-2022) juga dapat dimanfaatkan untuk
proses transfer teknologi.
Hanya saja, soal komposisi participating interest belum disetujui
oleh anggota DPR. Mereka menginginkan Pertamina memegang PI sebesar 70%,
sementara Total EP Indonesie dan Inpex 30%.
Nah, kita serahkan kepada pemerintah untuk
membuat keputusan, mana yang terbaik untuk kepentingan negara dan
kelangsungan pengembangan blok yang memiliki tingkat kompleksitas yang tinggi
tersebut.
Beberapa waktu lau Wakil Menteri ESDM
Susilo Siswoutomo mengungkapkan
Total E&P Indonesia tetap akan dilibatkan dalam pengelolaan Blok Mahakam
yang berlokasi di pesisir Kalimantan Timur itu. Dia beralasan, blok tersebut
tidak bisa dioperasionalkan sama seperti blok-blok minyak dan gas bumi pada
umumnya.
Susilo mengatakan kondisi sumur-sumur
di Blok Mahakam kini hasilnya 98% berwujud air sehingga dibutuhkan
penangangan khusus. "Total akan tetap dilibatkan karena masalah ini
tidak bisa hanya sekedar dijalani dengan seperti biasa," kata Susilo.
Tentu
Wakil Menteri tersebut tidak sekadar membuat pernyataan, tetapi telah melalui
proses hasil evaluasi mendalam baik secara teknis maupun non-teknis serta
aspek risiko. Ia menandaskan pertimbangan Kementerian ESDM semata-mata
melihat mana yang terbaik bagi negara.
Tampaknya, Total E&P Indonesie berkomitmen untuk melakukan
transfer teknologi. Sebagai perusahaan yang telah mengoperasikan blok Mahakam
selama 40 tahun, tentu Total EP Indonesie bertanggungjawab secara moral untuk
memastikan tidak terjadi perubahan yang ekstrim pada pengelolaan blok
Mahakam.
Perusahaan asal Perancis tersebut tidak menginginkan terjadi gangguan pada produksi gas
alam serta gejolak internal pekerja yang saat ini berjumlah lebih dari 3,000,
serta mitra bisnis dan komunitas lokal.
Siapapun pasti menginginkan agar produksi gas alam di Blok
Mahakam tidak terganggu. Bila terganggu hal itu akan membawa dampak negatif,
termasuk pengurangan pendapatan pemerintah. Untuk sebuah pengelolaan blok
yang besar dalam jangka waktu yang lama, dikhawatirkan akan terjadi gangguan
pada operasional perusahaan bila proses transisi tidak disiapkan. Kalaupun
ada operator baru atau ada partner baru yang masuk ke blok tersebut, risiko
sekecil apapun harus dicegah.
Salah satu cara mencegah risiko adalah melibatkan operator lama
dan pemain baru. Opsi ini dapat menjadi win-win solution dan kontribusi
pendapatan ke negara dapat dimaksimalkan. Pekerja pun dapat tetap bekerja
dengan tenang karena tidak akan terjadi perubahan drastis.
Kini kita menunggu keputusan pemerintah mengenai kelanjutan pengembangan Blok Mahakam. Publik berharap pemerintah dapat mengambil keputusan tahun ini karena tahun depan, pemerintah dan masyarakat sudah konsentrasi pada penyelenggaraan Pemilu. (*)
|
Pemerintah harus segera memberikan keputusan terkait Mahakam. Jangan jadikan kasus ini sebagai komoditas politik dan menjadi bola liar. Semakin cepat diputuskan akan semakin baik bagi investor dalam memberikan kepastian investasinya
BalasHapusYes, this is all very well, but what about SKKMIgas's role in this?
BalasHapus