Kamis, 06 November 2014

Tendangan Maut Menaker Indonesia Hanif Dakhiri

Hanif Dhakiri
Aksi menggegerkan pertama dari jajaran Kabinet Kerja Jokowi datang dari Menteri Tenaga Kerja Hanif Dakhiri. Aksi tersebut dilakukan Hanif saat sedang sidak ke Perusahaan Pengerah Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS) Elkari Makmur Sentosa yang berlokasi di Jalan Asem Baris Raya, Gang Z, Tebet, Jakarta Selatan. Pagi itu pun mendadak jadi ramai.

Lokasi penampungan berbentuk rumah yang disidak tersebut terlihat tertutup rapat dari depan. Fiber panjang berwarna biru menutupi seluruh bagian pagar sehingga aktivitas para tenaga kerja di tempat penampungan itu tak mungkin bisa dilihat dari luar. Bahkan, di lokasi tersebut tidak terdapat satu pun papan petunjuk tempat penampungan.

Ketika sudah sampai di lokasi, Hanif sempat dengan sopan meminta izin kepada ibu asrama untuk masuk dan meninjau lokasi. Namun, ibu asrama tersebut tidak memberikan ijin sehingga akhirnya menteri tersebut marah kepada pengurus tempat penampungan itu.

"Buka pintu pagarnya. Saya Hanif Dakhiri Menteri Tenaga Kerja mau sidak dan cek lokasi ini. Kalau tidak dibuka saya tutup tempat penampungan ini," teriak Hanif.

Tentu saja teriakan tersebut lantas membuat warga terkejut. Mereka yang awalnya hanya berada di dalam rumah lalu berbondong-bondong keluar dan mengerumuni lokasi penampungan untuk menonton apa yang sedang terjadi.

Walau telah dibentak Hanif, pintu pagar tersebut masih tetap tak dibuka juga. Pihak pengurus berdalih bahwa mereka ingin meminta izin terlebih dahulu kepada pimpinan perusahaan. Hanif yang sudah jadi tak sabar pun kemudian memerintahkan ajudannya untuk membongkar fiber penghalang pagar itu.

Lalu tanpa disangka-sangka, Hanif berpijak di jok motor lalu melompati pagar dan masuk ke dalam rumah.

Ternyata di dalam tempat penampungan tersebut ada 43 calon TKI berkumpul di ruang tamu. Kondisi mereka cukup memprihatinkan. Sehari-hari mereka melakukan aktivitas belajar, makan, dan tidur di tempat itu. Bahkan, hanya ada satu kamar mandi untuk dipakai beramai-ramai di lokasi penampungan tersebut.

Tempat penampungan tersebut jauh dari standar yang ditetapkan oleh Kementerian Tenaga Kerja berdasarkan Permen 07 Tahun 2005 tentang Standarisasi Penampungan TKI. Salah satu standar yang ditetapkan yakni adalah satu orang mendapat satu kasur untuk tidur. Namun, yang terlihat justru adalah satu kasur digunakan untuk beberapa orang.

"Ini tidak benar ini. Tidak sesuai dengan standar aturan," tegas Hanif.


Kalau saja semua menteri setangkas dan setegas Hanif, tentu saja Indonesia akan menjadi lebih baik! Sosok seperti Hanif terutama sangat diperlukan di sektor energi karena energi penuh dengan mafia. Harus ditendang dan dibabat dengan tegas!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar