Kamis, 04 Desember 2014

Pertamina Impor Minyak Kualitas Buruk?

Faisal Basri
 Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said meminta PT Pertamina (Persero) untuk menambah kuota bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi hingga akhir tahun ini. Sudirman menjelaskan bahwa hal itu tidak melanggar UU karena pemerintah yang akan mendanai tersebut.

"Pertamina ditugaskan untuk menjual BBM dengan harga subsidi," tandas Sudirman.

Selama tidak menambah kuota dan mengambil anggaran pemerintah, hal tersebut tidak melanggar UU yang menetapkan kuota untuk tahun ini sebesar 46 juta kiloliter. Sudirman meminta tambahan kuota kepada Pertamina karena dipastikan kuota akan habis di akhir tahun.

"Pemerintah sudah menugaskan kepada Pertamina," tutur Sudirman.

Sudirman mengaku kuota BBM bersubsidi akan habis satu minggu sebelum tahun baru. Sudirman pun menilai Pertamina hanya akan menambah sedikit kuota dengan dana talangan dari pemerintah. "Sedikit, seminggu paling, jadi kecil sekali. Yang penting masyarakat tetap dapat harga barang bersubsidi," ujar Sudirman.

Sudirman juga meminta agar tidak boleh ada intervensi baik dari pihak internal maupun eksternal Pertamina. Sudirman pun yakin Pertamina sanggup menambah kuota BBM bersubsidi.

"Sudah, jadi pertamina menyanggupi, pemegang saham menyetujui tadi. Sudah. Itu saja, jangan dikorek-korek lagi. Ini sesuatu yang sudah diputuskan," ujar Sudirman.

Sedangkan Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas Faisal Basri setelah mendengar bahwa Pertamina beli Ron 92. Usai disuling, BBM dengan kualitas yang baik dibuat turun menjadi Ron 88 untuk dijual di Indonesia melalui impor.

"Itu kan ketololan seperti itu harus disingkirkan. Masa barang bagus jadi barang jelek. Masa barang jelek jadi lebih mahal dari barang bagus karena ada pengolahan," keluh Faisal.

Faisal juga bilang bahwa tidak ada negara yang menjual BBM dengan Ron 88. Masalahnya hanya di Indonesia saja yang memakai jenis Ron 88 dimasukan ke dalam BBM bersubsidi jenis Premium.

"Di dunia nggak ada Ron 88 (Premium)," ucapnya.

Faisal Basri juga curiga dengan Pertamina yang menggunakan MOPS (Mid Oil Platts), harga jual asumsi dari Singapura. Hal ini dikarenakan harga MOPS setiap hari terus berubah.

"Makanya kita ingin buka transparan, bagi proses pengadaan ada minyak diimpor," ujar Faisal Basri.


Sangat disayangkan sekali ya Pertamina ternyata beli minyak kualitas buruk.Seharusnya produksi dalam negeri bisa lebih ditingkatkan lagi.

1 komentar: