Minggu, 13 Juli 2014

Cita-cita Jokowi Untuk Mewujudkan Ketahanan Pangan

swasembada pangan
Dari kesekian banyak visi misi dan program calon presiden Jokowi – Jusuf Kalla (JK), salah satu yang paling patut disimak adalah program ketahanan pangannya. Mengapa penting? Karena pangan adalah kebutuhan primer manusia. Indonesia memiliki lahan subur yang sangat luas yang mudah ditanami. Istilah nenek moyang kita dari dulu, tanam apa saja di tanah Indonesia, pasti tumbuh. Namun ironisnya Indonesia justru mengimpor berbagai macam bahan pangan. Maka isu ini menjadi sangat penting.

"Di sektor pangan harus tingkatkan produktivitas, sediakan bibit untuk petani, pupuk untuk petani dan perbaiki sungai. Karena luas lahan sawah hanya 8 juta hektare mengharuskan Indonesia impor luar biasa yang mencapai 2,7 juta ton beras pada tahun lalu. Padahal pada 2009 kita sempat swasembada beras,” ujar JK mengenai program pasangan capres cawapres tersebut.

Jokowi juga menerangkan bahwa pasar adalah kunci peningkatan pertanian yang otomatis akan mewujudkan ketahanan pangan. Menurutnya, seringkali petani tidak tahu hasil panennya akan dijual ke mana. "Kita harus lihat pasarnya dulu. Kalau pasarnya sudah jelas, baru berproduksi. Petani harus dikawal, disiapkan pasarnya. Persoalan kita adalah, kita tidak menyiapkan pasar untuk petani, juga persiapan pasar untuk ekspor. Pakar kita banyak, ahli kita banyak, tanah kita subur. Kuncinya hanya di niat dan kemauan,” jelas Jokowi.

Pada kesempatan yang lain, menurut Sutrisno Iwantono, Presiden Kelompok Kerja sama Petani Asia (Asian Farmer's Group for Cooperation), visi misi dan program yang diajukan oleh Jokowi-JK tersebut sangatlah riil dan jelas. "Program ketahanan pangan pasangan Jokowi-JK lebih tepat sesuai dengan kondisi riil yang dibutuhkan oleh petani. Produktivitas petani bisa meningkat jika didukung oleh ketersediaan bibit, pupuk, dan sistem irigasi yang tepat. Produktivitas pertanian padi di Indonesia hanya 5 ton per hektare, padahal di negara lain mencapai 10 ton per hektare. Fokus utama yang harus dilakukan adalah peningkatan produktivitas pertanian," jelas Sutrisno.

Swasembada pangan adalah salah satu isu yang paling penting dan paling banyak digoreng oleh kedua capres. Dari kubu Prabowo, Prabowo sering mengidentikkan swasembada beras dengan Orde Baru. Menurut Prabowo, swasembada beras hanya pernah terjadi di masa Soeharto dan untuk itu kita perlu kembali ke jaman Orde Baru. Tentu saja akan amat disayangkan apabila kita yang sudah demokratis harus kembali terbelakang kembali ke jaman represitfitas Orde Baru.


Swasembada pangan yang diajukan Jokowi lebih komprehensif dari sekadar swasembada beras pada jaman Soeharto. Seperti yang telah kita ketahui juga bahwa swasembada beras jaman Soeharto terjadi karena revolusi hijau dimana petani-petani diberikan benih-benih yang cepat tumbuhnya namun untuk jangka panjangnya merusak tanah sehingga merugikan petani. Berbeda dengan langkah-langkah riil yang dijanjikan Jokowi, dimana berbagai bahan pangan dijanjikan terwujudnya swasembada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar